Datang dari daratan Palembang; dibentuk pada penghujung tahun 2016 lalu, KANDALA adalah darah baru dalam hingar bingar skena musik keras nasional. Melebur riff riff klasik Anti Cimex, Dismember, Nihilist, Dissection, Slayer, Sodom dan Bolt Thrower yang dituang  kedalam tungku hitam perapian, membentuk senyawa kotor lalu ditempa dengan kasar sebagai bahan bakar musikalitas. Perlu diketahui, KANDALA sendiri merupakan interpretasi dari bahasa indonesia yaitu Candala. Yang berarti: rendah, hina, nista. lalu kami representasikan menjadi Kandala, agar aksennya terdengar  lebih tegas ketika diucapkan.…

Berhasil merilis EP dalam bentuk kaset yang bertajuk Untruthfully Sold pada tanggal 20 April 2018 dibawah naungan Never Stop Records. Band yang dikendarai oleh Rifki13 (Drummer), Badick (Guitarist), Baruz (Screamer), Febby (Guitarist) dan Mbie (Bassist) tidak berhenti untuk menyampaikan pesan tentang kritik, kemarahan, dan kekecewaan terhadap situasi serta kondisi sosial, politik dan sifat individualistis  manusia yang semakin pekak kemudian kerap menimbulkan beragam konflik yang terus menerus berseteru. Bekerjasama dengan Disaster Records dan Neverstop Records, Konfliktion merilis debut album dalam bentuk…

Pada hari ini tanggal 13 April, Kandala, band asal kota Palembang resmi meluncurkan single perdana mereka berjudul “Majal” yang juga sekaligus merupakan judul album debut mereka kedalam dua platform digital. Untuk official music video dirilis melalui channel YouTube, sedangkan untuk single audio dirilis melalui Soundcloud, keduanya dirilis bersamaan oleh Disaster Records. Album “Majal” akan kami rilis pada 20 April 2019 dalam format digipack yang kebetulan jatuh pada event Records Store Day, terutama di kota Bandung tempat Disaster Records bernaung. Lirik…

Setelah sukses merilis single perdana Kill The Noise di bulan September lalu beserta video klip yang disutradarai Henry Batman (Jadugar & Goodnight Electric), akhirnya Zigi Zaga merilis debut album yang diberi titel Psycho Mob pada tanggal 28 Maret 2019. Dirilis oleh Disaster Records, label rekaman asal Bandung, album ini merupakan hasil proses jerih payah pengerjaan yang memakan waktu 3,5 tahun. Keseluruhan materi direkam di studio ALS Rempoa (Tangerang) dan Starlight Studio Pondok Kelapa (Jakarta Timur). Produksi album dikerjakan dengan biaya…

Setelah merilis beberapa EP dan single di tahun-tahun sebelumnya, akhirnya Avhath merilis album yang berjudul “The Avhath Rites” di awal tahun 2019. Dikemas dengan eksplorasi instrumen yang segar dan style mastering sound yang akan terdengar sangat baru jika kita mengikuti sound dari materi-materi Avhath sebelumnya. The Avhath Rites berisikan 6 lagu dengan mengadaptasi mastering sound yang lebih old-school seperti band-band OSDM pada masanya. Album ini dirilis secara digital via Bandcamp pada 1 Februari 2019. Kini sudah tersedia dalam format audio CD yang…

Sejak 2009, band Jogja yang sekarang dimotori oleh gitaris handal Made Dharma (YK Booking) ini memang patut mendapatkan apresiasi khususnya di skena musik bawah tanah lokal. Deadly Weapon yang bermain grindcore metal ala Europe namun banyak berimprovisasi pada setiap lagunya siap menghantam telinga para penikmat musik cepat dan berat semacam Nails, The Secret, dan lain sebagainya. Pernah merilis album penuh berjudul “Dissillusional Blurs” pada tahun 2013 yang dirilis oleh Rottrevore Records dan dirilis ulang secara digital pada tahun 2017. Berisi…

“Demi Masa” merupakan album kolaborasi dari dua MC yang berada di dalam daftar MC paling berpengaruh di tanah air. Salah dua rapper prominen dan juga pelopor hip hop Indonesia dari era 90-an. Morgue Vanguard memulai perjalanan dari Bandung bersama Homicide, malang melintang di skena independen, melahirkan album-album klasik sebelum bubar satu dekade lalu. Sedangkan Doyz yang berangkat dari duo Blakumuh, dikenal awalnya sebagai bagian dari kompilasi Pesta Rap, bergabung bersama P-Squad sebelum kemudian merilis album solo yang mendobrak standar lirikal…

Setelah 3 tahun tidak mengeluarkan materi baru sedari EP terakhir mereka yang bertajuk  “Fuzz-Off! and Die” di tahun 2015, band yang menyebut mereka sendiri sebagai “Dirty Metallic Crust ‘N’ Roll” akhirnya merilis album baru yang berjudul “Delta Blues Narkotik”. Tiba-tiba muncul dan bergabung bersama Fiend Club dari Maternal Disaster, band ini memang jarang tidak manggung.     Selama 3 tahun tidak merilis materi baru, hal itu tidak membuat para Serdadu Gagak untuk berhenti menyajikan musiknya di panggung-panggung yang sering digelar…

Band progressive hardcore asal Bandung ini muncul pada tahun 2015. Single pertama mereka yang berjudul Disease menjadi awal perjalanan mereka. Disusul dengan EP pertama berisi 3 lagu baru berjudul Fluorescent Substance yang di rilis dalam format kaset oleh Husted Youth pada bulan April 2015. Jarak setahun Ametis merilis single baru pada bulan Agustus 2016 berjudul Transmutasi. Cukup intense dengan progressive hardcore nya yang khas, Ametis cukup memiliki banyak agenda manggung di Bandung dan di kota-kota lainnya dan sempat mengisi kompilasi…

AK//47 adalah band grindcore yang terbentuk tahun 1999 di Semarang, dengan formasi solid saat ini yakni Yogi Ario (drum), Novelino Adam (vokal, bas), dan Garna Raditya (gitar, vokal). Setelah vakum selama 7 tahun, trio ini kembali dengan album baru pada tahun 2016, bertajuk “Verba Volant, Scripta Manent” yang merupakan bahasa latin, artinya “Yang Sekadar Terucap Akan Hilang, Yang Tertulis Akan Abadi”. Terdapat 13 lagu yang didedikasikan kepada pergerakan literasi untuk menggerus pembodohan dan ignoransi. Pada tahun 2018, akhirnya AK//47 menulis…

Mad Maniac adalah sebuah album garapan Kras yang sangat bisa menuntun mereka kepada karir yang bagus dalam dunia permusikan bawah tanah. Band dari Jakarta Selatan ini digawangi oleh Bobby Jahat (vokal, bass), Eben Andreas (gitar), Eq (drum), dan Brio (gitar). Seperti pada umunya band thrash metal di Indonesia, Kras membahas isu-isu sosial, fenomena akhir zaman, dan tak lupa soal lika-liku kehidupan pun mereka bahas di setiap materinya. Sebagai contoh, “Polutanic City” yang membahas kota Jakarta secara kondisional, dimana situasi kota…

Band rock asal Bandung berhasil mengguratkan tanda-tanda kemunculan mereka yang semestinya dapat pengakuan dari skena lokal dengan EP pertamanya yang berjudul “Go Away”. Sebelumnya, dari tahun 2016 mereka sudah banyak bermain di panggung-panggung menarik bersama band-band lokal lainnya. EP yang berisi 5 lagu ini cukup memiliki energi yang pantas disampaikan pada para penggemar band sejenis, semacam The Sigit dan kawan-kawan. Namun Haze memiliki aransemen yang lebih berat dan cenderung lebih fokus ke ranah heavy-rock. EP ini dirilis dalam format kaset…